Komunitas lele sangkuriang, tempat sharing, berkumpul, bertukar pendapat sesama pecinta lele sangkuriang

Rabu, 07 Mei 2014

True Story Budidaya Lele - Ingin Untung Malah Buntung

Sebelumnya maaf bagi yang tidak setuju dengan bahasan yang akan saya tuliskan di bawah ini. Apa yang  tuliskan hanya sekedar curhat bagi para peternak pemula yang ingin terjun di budidaya lele sangkuriang atau lele apapun.

Kali ini ceritanya tentang pemberian pakan. tidak dapt dipungkiri, pakan merupakan cost/biaya terbesar dalam budidaya lele. Namun saya rasa tidak hanya dalam budidaya lele dalam budidaya lainpun pakan menjadi pengeluaran terbesar dalam budidaya. Berbagaimacam cara dilakukan untuk menekan pengeluaran pakan. baik dengan cara mencari pakan alternatif, maupun mencapurnya dengan berbagai macam probiotik.

Jadi ceritanya, dalam sebuah siklus budidaya, timbul niatan untuk menghemat pengeluaran pakan dengan mengganti pakan yang biasa digunakan dengan pakan yang harganya murah namun dengan tingkat protein yang lebih rendah dari pakan biasanya. Nah dalam kepala saya, kekurangan proteinya ini bisa diakali dengan menambahkan probiotik, karena konon katanya pemberian probiotik akan dapat meningkatkan kadar protein pada pakan.

Jadilah rencana itu dijalankan, 1,2,3 hari di jalani, lele lahap dan masih menunjukan tanda-tanda rakus. menuju hari ke 7-8, pakan sudah habis lebih dari 3 sak. Gejala aneh mulai timbul, kolam mulai berbau. awalnya baunya biasa saja, bau anyir, namun lama kelamaan baunya jadi sangat menyengat. namun lele tetap menunjukan kerakusan yang sama, jadi dalam fikiran saya lele masih sehat dan bagus perkembangannya.

Menuju sak yang ke 4, saya mulai menyadari bahwa pertumbuhan lele jadi tidak seimbang, sebagian lele bertambah besar, dan yang lainnya tetap kecil. padahal saat pemberian pakan, semuanya lahap menyantap pelet.

Nah dari sini saya mulai penasaran, dan saya putuskan untuk memindahkan lele ke kolam lain. Nah disini hal yang memilukan itu (cie cie bahasanya) terjadi. ternyata, di dasar kolam ketinggian lumpur sisa pelet hampit 2-3cm, dan inilah yang menyebabkan sangat bau. Hmmm, jadi ternyata lele memang rakus saat menyantap pelet namun beberapa saat kemudian di muntahkan kembali. wow jadi selama ini lelenya kelaparan dan saling memangsa sehingga pertumbuhannya jadi tidak seimbang.

Duh-duh pengen untung malah buntung, padahal dengan menggunakan pelet yang biasa saja keuntungan yang didapar masih berkisar 20-30%, nah sekarang malah 0% hehe.

Kesimpulannya:
  1. Pemberian pakan harus disesuaikan dengan kebutuhan lele itu sendiri baik dari besar kecilnya ukuran pelet, kandungan nutrisi, dan lain sebaginya
  2. Kanibalisme bisa terjadi jika pasokan pakan tidak mencukupi kebutuhan lele itu sendiri.
  3. Efektifitas Pemberian Probiotik pada pakan juga tergantung pada jenis dan kualitas pakan itu sendiri. 
  4. hehe cuma itu sementara yang bisa saya simpulkan.
Nah ini Pengalamanku, mana pengalamanmu.
Salam: Taopik Ridwan

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : True Story Budidaya Lele - Ingin Untung Malah Buntung

0 komentar:

Posting Komentar